Solar water pump atau pompa air tenaga surya merupakan pompa air dengan teknologi tenaga surya sebagai sumber daya penggerak melalui panel fotovoltaik surya sebagai media yang mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik untuk menggerakkan pompa.

Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya, Institut Teknologi Bandung, dan juga Universitas Sangga Buana.

Digagas pada bulan Oktober 2021 lalu dengan Fernando Natanael (Renewable Energy Engineering ’18), Puji Sakinah Marinda (Renewable Energy Engineering ’18), Raissa Luthfiah (Renewable Energy Engineering ’20), serta Gizky Dwi Andana (Renewable Energy Engineering ’21) sebagai penggagas dan juga Ibu Adinda Ihsani Putri selaku faculty member Renewable Energy Engineering sekaligus pembimbing dalam proyek dan ditambah mahasiswa dari universitas lainnya.

Inisiasi ide berawal dari permintaan seorang client yang bermasalah pada sawah miliknya karena kekurangan air saat musim kemarau. Pemilik sawah menginginkan agar air di sawah milikinya tetap tercukupi walau keadaan yang panas dan kering. Maka dibutuhkan suatu solusi yang mampu mengatasi masalah dengan sistem kerja secara otomatis, efisien dan mode penghematan sumber daya listrik.

Terlebih isu krisis energi yang semakin marak, dengan konsumsi 47% energi di Indonesia menggunakan minyak bumi dan fosil sebagai sumber tenaga akan merusak bumi dan meningkatkan pemanasan global.

Sumber daya utama solar water pump memanfaatkan keadaan kemarau yaitu tenaga surya. Dengan kapasitansi 1kWp, alat ini juga dilengkapi dengan konsep solar energy off-grid system (tidak terhubung dengan PLN) yang membuatnya mampu menghasilkan energi dari panasnya kemarau tanpa menghabiskan banyak biaya dan listrik.

Baca juga: Becca’s Journey Map: CJM Karya Mahasiswa Digital Business Technology

Pompa air bertenaga surya ini diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi masalah kekurangan air yang nantinya tidak hanya untuk persawahan dan ladang tetapi juga untuk perkebunan lainnya yang memiliki masalah kekurangan air.

Kedepannya proyek ini diharapkan juga dapat berjalan sesuai rencana dan kebutuhan air sawah dan perkebunan lainnya ketika musim kemarau dapat tercukupi. Nantinya tim juga akan melakukan studi lebih lanjut terkait monitoring system agar alat dapat diakses melalui mobile phone atau device lainnya dari jarak jauh.