404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Research Talk : The Progress and Prospects of Artificial Intelligence

Research Talk : The Progress and Prospects of Artificial Intelligence: How AI is Shaping the Future of Humanity

School of Applied STEM - Universitas Prasetiya Mulya > Blog > Research Talk : The Progress and Prospects of Artificial Intelligence: How AI is Shaping the Future of Humanity

Kamis, 22 September 2022 diselenggarakan sebuah Research Talk yang dibawakan oleh Profesor Pitoyo Hartono. Prof. Pitoyo merupakan seorang profesor bidang Artificial Neural Networks di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang. Materi yang dibawakan oleh Prof. Pitoyo pada kesempatan tersebut adalah mengenai Artificial Intelligence. Artificial Intelligence dilihat mempunyai kemajuan dan prospek yang baik untuk membentuk kehidupan di masa. Sekitar seratus mahasiswa STEM jurusan gabungan dan faculty member hadir pada kesempatan Research Talk yang membahas mengenai topik yang ramai dibahas akhir-akhir ini. Prof. Pitoyo menyampaikan bagaimana ketertarikannya pada proses bagaimana Intelligence itu muncul. “Intelligence itu muncul kalau kita mempunyai badan yang memungkinan intelligence tersebut berinteraksi dengan hal-hal sekelilingnya”, demikian ia memulai pernyataannya. Kebutuhan mengenai interaksi tersebutlah yang menurut beliau mengapa kehadiran robot itu dirasa perlu dan penting.

Research Talk : The Progress and Prospects of Artificial Intelligence.

Baca juga : https://stem.prasetiyamulya.ac.id/blog/projek-electric-vehicle-charging-station-bersama-badan-riset-inovasi-nasional/

Prof. Pitoyo kemudian menjelaskan secara runut bagaimana proses intelligence pertama kali dicetuskan dan berlanjut pada sejarah munculnya robot pertama kali. Terkait sejarah robot dijelaskan bahwa ide mengenai robot manusia (humanoid) bukanlah ide yang muncul belakangan ini, tetapi telah ada jauh sebelum masehi. Hanya saja pada masa tersebut konsep mengenai robot tidak terlalu maju seperti pada masa sekarang. Barulah pada tahun 1973, muncul humanoid pertama di dunia yang dikembangkan oleh Profesor Ichiro Kato, seorang ilmuwan dari Universitas Waseda. Robot tersebut dinamakan Wabot-1. Wabot-1 ini mampu berkomunikasi, mempunyai mata yang didukung dengan kamera, bisa mendengar dan juga bisa melangkah dengan dua kaki. Diperlukan sekitar 40 detik untuk satu langkah. Dijelaskan bahwa humanoid yang berkembang pada masa itu memang sudah mempunyai kemampuan dasar seperti manusia, akan tetapi belum sempurna tentunya, misalnya kemampuan untuk berjalan dengan baik. Butuh waktu sekitar 30 tahun humanoid bisa berjalan dengan lancar. “Hal ini menunjukkan bahwa kita memang bisa berjalan, tetapi sebetulnya kita tidak tahu bagaimana algoritma kenapa kita bisa berjalan”, demikian disampaikan oleh Prof. Pitoyo. Hal yang menarik yang dari paparan mengenai robot ini adalah gagasan dari Prof. Pitoyo yang menyatakan bahwa karakter Doraemon merupakan robot yang sangat ideal. Hal ini terjadi karena Doraemon datang dari masa depan tetapi ia dapat menyesuaikan diri dengan karakter lain dan juga lingkungan di sekitarnya.

Prof. Pitoyo melanjutkan pemaparannya dengan gagasan bagaimana alam sebetulnya memberi banyak petunjuk kepada manusia dalam menciptakan kecerdasan. Prof. Pitoyo sangat terobsesi pada cara kerja semut. Baginya semut bukan merupakan entitas yang cerdas tetapi ketika mereka berkumpul mereka akan membentuk sebuah collective intelligence. Kecerdasan semut yang disorot oleh Prof. Pitoyo adalah mengenai path finding. Dalam usaha untuk mencari makanannya, semut akan mencari jalur yang terpendek untuk mengifisiensi tenaga mereka. Setiap kali semut melewati jalur tertentu semut akan menjatuhkan zat yang disebut verom. Semakin banyak verom yang terlihat pada jalur tersebut maka itu dijadikan petunjuk bahwa jalur tersebut merupakan jalur yang terpendek. Semut-semut yang berada di barisan belakang akan mengikuti jejak verom yang telah ditinggalkan oleh barisan yang telah mendahului.

Prof. Pitoyo merupakan seorang yang ahli dalam bidangnya. Ia tak hanya menguasai secara teori, tetapi juga langsung menerapkan ilmu yang dipunyai untuk membuat inovasi-inovasi robot. Sebagai motivasi bagi peserta yang hadir terutama para mahasiswa, Prof. Pitoyo banyak menampilkan inovasi-inovasi robot yang dikembangkan oleh mahasiswa/i-nya di Tokyo. Tentunya kehadiran Prof. Pitoyo pada kesempatan Research Talk memberikan banyak wawasan dan semangat baru bagi semua peserta yang hadir.

Pada akhir pemaparan materinya, Prof. Pitoyo mengajukan satu pertanyaan menarik yang menjadi bahan pemikiran bersama bagi peserta yang hadir. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah morfologi memberi pengaruh pada kecerdasan? artinya apakah kalau kita mempunyai 3 mata kita akan mempunyai intelligence yang lebih tinggi ? ataupun sebaliknya?

Leave a Reply