404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Kepribadian Seorang Pemikir Desain (Design Thinker)

Kepribadian Seorang Pemikir Desain (Design Thinker)

School of Applied STEM - Universitas Prasetiya Mulya > Blog > Kepribadian Seorang Pemikir Desain (Design Thinker)

Sebagai seorang perancang desain, menjadi sebuah keharusan untuk memiliki kemampuan berpikir desain (design thinking) yang baik dalam sebuah proses inovasi. Yaitu kemampuan untuk memahami konsumen sebagai pengguna secara bertahap dari mulai pengamatan sampai hasil yang akan didapatkan. Namun, kemampuan ini juga dapat diperoleh oleh banyak orang di luar bidang atau profesi desain.

Dengan pola pikir desain (design thinking) yang dimiliki seorang perancang desain misalnya, diharapkan akan tercipta suatu kepribadian yang nantinya mampu memberikan solusi dari suatu permasalan secara kreatif dan inovatif.

Sebagai titik awal, berikut profil kepribadian atau karakter dari seorang pemikir desain, yang bisa jadikan sebagai acuan serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

Baca juga: Industrial Product Design / Product Design melalui Youtube
Profil Kepribadian Seorang Pemikir Desain (Design Thinker)
© darmawanaji.com

Empati

Kemampuan berempati yang dimaksud merupakan suatu proses imajinasi untuk membayangkan dunia sekitar melalui berbagai perspektif, seperti pengguna produk, konsumen, klien, kolega kerja, dan lainnya. Inti dari empati adalah memberi prioritas lebih terhadap pandangan dan perasaan orang lain. Dengan demikian, akan memberi kemudahan dalam menghasilkan solusi yang sesuai dengan masalah yang dimiliki orang lain.

Berpikir integratif

Kemampuan ini memungkinkan produsen melihat banyak hal secara utuh, termasuk hal-hal yang mungkin terlihat bertolak belakang. Hal ini juga akan memudahkan produsen untuk berpikir strategis dan solutif, suatu prospek yang sangat dibutuhkan dalam proses desain dan bisnis.

Optimisme

Dengan optimisme, menghasilkan sikap dan pola pemikiran bahwa solusi potensial dari sekian banyak kemungkinan solusi terhadap suatu permasalahan akan selalu ada tanpa menghiraukan besar suatu pokok permasalahan.

Eksperimentalisme

Proses inovasi menuntun pemikir desain lebih aktif untuk sering bertanya, bereksperimen, dan mengeksplorasi kendala yang ada untuk memberikan solusi secara kreatif. Sehingga solusi yang dihasilkan nantinya akan mengarah ke suatu hal yang benar-benar baru dan berbeda.

Kolaborasi

Meningkatnya kompleksitas produk, layanan, dan pengalaman berarti menurunnya perancang desain tunggal yang kreatif dan jenius. Hal ini telah tergantikan oleh desainer yang melakukan kolaborasi interdisipliner yang memiliki antusiasme tinggi untuk bekerjasama dengan orang-orang dari disiplin lain.

Referensi:
Brown, T. (2008). Design thinking. Harvard business review, 86(6), 84.

Leave a Reply