404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Climate Designer: Desainer Produk dan Perubahan Iklim

Climate Designer: Desainer Produk dan Perubahan Iklim

School of Applied STEM - Universitas Prasetiya Mulya > Blog > Climate Designer: Desainer Produk dan Perubahan Iklim

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah badan internasional di bawah naungan PBB, melaporkan baru-baru ini bahwa pembangunan yang tahan terhadap perubahan iklim sudah sangat menantang dengan level pemanasan global saat ini, dan prospeknya akan semakin terbatas apabila pemanasan tersebut melebihi 1.5°C dan dapat menjadi tidak mungkin apabila melewati 2°C [1].

Tidak dapat dipungkiri bahwa konsumerisme telah berkontribusi sangat signifikan terhadap pemanasan global. Produk yang telah selesai dikonsumsi banyak yang menjadi sampah yang tidak dapat diolah. Pada umumnya, produk masih diproduksi dengan menggunakan energi yang berasal dari bahan bakar fosil dalam jumlah besar. Pada akhirnya, konsumsi produk justru mengotori lingkungan, menghasilkan emisi, dan mengancam kelestarian alam.

Desainer produk berperan sangat penting dalam upaya kreatif mengurangi dampak buruk pemanasan global. Profesi Climate Designer merupakan pekerjaan yang sangat penting saat ini dan di masa depan. Climate Designer adalah desainer produk yang berorientasi pada solusi yang membantu mengurangi dampak buruk pemanasan global atau perubahan iklim.

Baca juga: Dunia Serba Modern Jauh Lebih Baik dengan adanya Rancangan Desain
Climate Designer: Desainer Produk dan Perubahan Iklim
© instagram.com/robriesgallery

Apa saja contoh Climate Designer?

Contoh pertama adalah desainer produk daur ulang dari plastik, yaitu desainer yang membuat produk menggunakan bahan plastik yang didaur ulang. Dengan demikian, sampah plastik dari produk sekali pakai tidak akan terbuang percuma dan mengotori lingkungan, tetapi dapat dimanfaatkan dan diolah kembali menjadi material pembuatan produk lainnya. Contoh perusahaan desain produk daur ulang plastik adalah Robries (perusahaan Indonesia penghasil berbagai produk dekorasi dan rumah tangga) [2] dan Kirei (perusahaan Amerika penghasil produk akustik ruangan) [3].

Contoh lainnya adalah biomaterial designer, yaitu desainer produk yang memanfaatkan dan mengolah berbagai material alami / organik menjadi produk. Desainer ini banyak yang memanfaatkan ampas makanan, hasil pertanian, atau juga organisme yang tumbuh di alam, antara lain jamur, kopi, alga, bunga, jeruk, kulit kentang, kayu, bambu, dll [4]. Keunggulan dari material organik tersebut tentunya adalah keteruraiannya secara alami, sehingga tidak merusak lingkungan. Biomaterial designer tersebut mengembangkan material alami ini agar dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan dari produk yang dikembangkan.

Dengan menjadi climate designer, kamu akan memiliki kontribusi besar terhadap kelestarian alam dan menjaga bumi dari dampak negatif perubahan iklim.

Sumber:
[1] IPCC, 2022: Climate Change 2022: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Contribution of Working Group II to the Sixth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [H.-O. Pörtner, D.C. Roberts, M. Tignor, E.S. Poloczanska, K. Mintenbeck, A. Alegría, M. Craig, S. Langsdorf, S. Löschke, V. Möller, A. Okem, B. Rama (eds.)]. Cambridge University Press. In Press.
[2] https://www.instagram.com/robriesgallery
[3] https://www.kireiusa.com/
[4] Connelly, Laura. (2021). 21 biomaterials designers to watch in 2021. Diakses pada 5 April 2022 dari https://www.materialsource.co.uk/21-biomaterials-designers-to-watch-in-2021

Leave a Reply