404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Awal Mula dari Jurusan Hingga Belajar Ekspor Pangan

Awal Mula dari Jurusan Hingga Belajar Ekspor Pangan

School of Applied STEM - Universitas Prasetiya Mulya > Achievements > Awal Mula dari Jurusan Hingga Belajar Ekspor Pangan

Berawal dari kegemaran dengan jurusan teknologi pangan yang ditekuni, hingga akhirnya diberi kesempatan belajar tentang ekspor pangan melalui program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB).

Sebagai bagian dari Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), salah seorang mahasiswa program studi Food Business Technology Universitas Prasetiya Mulya berkesempatan untuk belajar lebih dalam mengenai seluk-beluk dunia ekspor pangan di semester ganjil 2021/2022 lalu.

Kegiatan “Digital Export Showcase” yang diresmikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, menggelar produk dari 777 mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia – salah satunya adalah Irvan.

Dengan bangga, Irvan menceritakan pengalamannya dalam kegiatan ini. Bekerja secara berkelompok dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Banyak hal yang dipelajarinya, mulai dari tata laksana ekspor bersama praktisi ekspor dari pengusaha, pejabat bea cukai, sampai dengan proses shipping dan logistik, pengelolaan event dan networking dengan atase dagang RI di berbagai negara, hingga menjalankan proyek simulasi ekspor atau product development. Hasilnya, produk perikanan premium miliknya lolos kurasi produk ke Australia dengan UNS untuk proyek simulasi ekspor pangan. Menurut Irvan, bukan hanya menciptakan produk perikanan, tetapi ia juga harus mengkaji standar yang diperlukan demi produk perikanan Indonesia mencapai pasar internasional.

Baca juga: CONGRATULATION! Mahasiswa STEM kembali Mendominasi dalam Program MSIB Batch 2 Kampus Merdeka
Awal Mula dari Jurusan Hingga Belajar Ekspor Pangan

“Saya sangat bersyukur atas kesempatan magang ini karena mendapat banyak pengalaman dan wawasan praktikal yang dapat digunakan untuk ke depannya,” ujarnya. Satu-satunya yang menjadi kendala bagi kelompok Irvan adalah bagaimana berkoordinasi dan mengkomunikasikan kebutuhan pengembangan produk dengan rekan sekelompoknya. “Karena kita semua datang dari kampus yang berbeda, terkadang ada kendala juga di penjadwalan kuliah. Misalnya ada satu yang nggak bisa hadir saat rapat koordinasi, ya harus cari akal gimana caranya supaya nggak terlalu jauh tertinggal.”

Irvan juga berpesan kepada rekan-rekan mahasiswa lain untuk mencari kesempatan serupa untuk menggali potensi diri dan pengembangan karir di masa depan, karena dengan adanya program ini mahasiswa diajarkan untuk terjun langsung ke dunia usaha. Bukan hanya pengembangan hard skill berupa penerapan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah, tetapi juga bagaimana bernegosiasi dengan pihak-pihak terkait, hingga mencari jalan untuk pemanfaatan usaha bagi kepentingan masyarakat luas.

Leave a Reply