TRAYA atau Travel Budaya merupakan platform on-demand service yang menawarkan pengalaman wisata budaya melalui reservasi olahraga tradisional Bali. Inisiasi TRAYA hadir atas keprihatinan banyaknya wisatawan yang datang ke Bali hanya menyaksikan pemandangan saja, padahal Bali kaya akan budaya. Hal tersebut yang nantinya akan mengakibatkan kelestarian budaya dapat diragukan.
Disisi lain, daerah wisata seperti Bali ternyata belum memiliki penghubung dan sumber informasi yang memadai, khususnya daerah yang belum tereksplor. Dari peluang tersebut, budaya itu sendiri sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai ekonomi kreatif. Memberikan wisata pengalaman budaya langsung kepada wisatawan dan secara tidak langsung meningkatkan kreator kebudayaan dan kelestarian budaya.
Proses awal perintisan TRAYA dimulai dari inisiatif untuk ikut dalam pemajuan kebudayaan Indonesia khususnya Bali melalui Kemah Budaya Kaum Muda yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dimulai dari proses registrasi, dengan jumlah pendaftar sekitar 717 Kelompok atau 3.450 orang dari seluruh Indonesia bidang Aplikasi dan Prakarya. Kemudian seleksi tingkat regional daerah Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang digabung karena jumlah pendaftar dari masing-masing regional yang sedikit. Walaupun jumlah pendaftar yang terbilang sedikit namun persaingan terasa semakin ketat karena berasal dari regional yang berbeda-beda.
Selama pelatihan di tingkat regional, tim Bhakti Indonesia (nama tim aplikasi TRAYA) berusaha memberikan usaha terbaik yang dimiliki. Dari pembuatan nama aplikasi, pembuatan prototipe aplikasi, visi dan misi, sampai model bisnis dan keuangan. Awalnya tim Bhakti Indonesia merasa kesulitan dalam pembuatan ahl tersebut, namun karena belajar secara perlahan dan menerapkan apa yang didapat di kelas.
Baca juga: Delegasi Indonesia Untuk ASEAN Cultural Digital Ambassador Transformation Program 2022: Unity in Bytes
Perjalanan lomba
Dari sekian banyak proses yang dilewati, akhirnya tim Bhakti Indonesia berhasil meraih juara 1 dari 46 kelompok tingkat regional gabungan dan melaju ke tingkat nasional. Dari prestasi tersebut, tim Bhakti Indonesia merasa semakin optimis untuk bisa merealisasikan aplikasi TRAYA. Dengan bimbingan seorang fasilitator aplikasi, Angga Fauzan, mereka dibekali banyak masukan terkait pengembangan aplikasi. Selain itu, mereka juga diberikan pelatihan mengenai wawasan kebudayaan.
Selama pelatihan, banyak rintangan yang di hadapi. Salah satunya pada saat membuat webinar dan Pre-launch dalam satu minggu. Tujuannya untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap aplikasi TRAYA. Namun hal tersebut tidak menjadi hal yang terlalu berat, mereka mengaku sangat bersyukur karena Universitas Prasetiya Mulya memberi wadah dan dukungan penuh untuk melatih soft skill dalam menangani acara tersebut. Sehingga dengan waktu dan jumlah orang yang terbatas, mereka dapat mengadakan acara pre-launch aplikasi TRAYA serta webinar dengan mengundang Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Bali, Bapak I Made Dharma Suteja dan Seniman Muda Bali, Arjuna Sutedja serta Praktisi Makare-kare, Bapak I Putu Yudiana yang dimoderatori oleh Peneliti Ahli Muda BPNB Provinsi Bali, Kak Kusuma Yudha. Acara tersebut setidaknya berhasil mendapatkan 278 pendaftar dan didukung penuh oleh Kemendikbud dan BPNB Provinsi Bali.
Pada saat perlombaan diadakan di tingkat nasional pada 9 – 15 November 2020 lalu, kami diberikan seminar pembekalan maupun workshop dari pembicara-pembicara inspiratif. Selama itu juga mereka terus menyempurnakan karya, latihan pitching, dan menyiapkan pameran sebelum penjurian. Banyak pelajaran berharga dan relasi dengan orang-orang hebat yang didapat. Salah satu hal menarik sekaligus menegangkan dalam lomba tingkat nasional ini adalah durasi pitching yang terbilang sangat singkat, 5 menit ditambah 10 menit tanya jawab, agar lebih banyak interaksi dengan peserta.
Hingga akhirnya, dari sekian banyak seleksi yang dihadapi, diputuskan pemenang untuk kategori aplikasi Juara pertama diraih Amogasakti dari regional Yogyakarta II. Juara kedua diraih Bhakti Indonesia dari regional Bali, Kalimantan, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Kemudian, juara ketiga diraih oleh Patih Sampun dari regional Yogyakarta I. Sedangkan kategori prakarya, juara pertama diraih Teman Bocil dari regional Jawa Barat, juara kedua Nucalale dari regional Bali, Kalimantan, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Kemudian, juara ketiga diraih Keuneubah Indatu dari regional Aceh dan Kepulauan Riau. Dengan kriteria penilaian antara lain kebermanfaatan, substansi budaya, kekompakan tim, potensi investasi dan bagaimana cara menyajikan materi secara produk maupun verbal.
Para pemenang mendapatkan piagam penghargaan dan uang tunai pembinaan. Hadiah diserahkan langsung oleh Direktur PTLK Judi Wahjudin didampingi oleh Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Restu Gunawan; Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru, Mahendra; Direktur Pembinaan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi; serta Wakil Direktur Pelindungan Kebudayaan, Dese Subrata.
TRAYA masih dalam tahap pengembangan dan akan terus dikembangkan, sejauh ini aplikasi berbasis webnya sudah dapat digunakan namun karena terhalang pandemi, maka aplikasinya akan bisa diimplementasikan di pertengahan tahun depan.
Rencana tim Bhakti Indonesia kedepannya adalah mengembangkan aplikasi TRAYA menjadi 3 jangka waktu, yaitu dalam jangka waktu pendek, mereka akan melakukan pemetaan mitra dan membangun awareness target pasar, untuk jangka waktu menengah, mereka akan melakukan launching aplikasi (kemungkinan setelah pandemi) serta melakukan iterasi dan pengembangan produk. Dan untuk jangka waktu panjang, akan dilakukan perluas mitra, wilayah, serta objek kebudayaan pada aplikasi TRAYA, tidak hanya olahraga tradisional Bali, namun seluruh jenis objek kebudayaan yang ada diseluruh Indonesia.
Prinsip yang ditanamkan selama proses pembuatan aplikasi TRAYA ini adalah mencoba dan terus mencoba, kerja keras, terus berdoa Serta selalu jujur dalam proses pengerjaan.
“Di prasmul kita belajar banyak tentang poin-poin penting dalam mendirikan bisnis seperti riset market awal dan lanjutan, segi marketing, analisis keuangan dan prospek ke depan, dan masih banyak lagi. Di prasmul, poin-poin tersebut juga diterapkan dalam mata kuliah Business Creation yang melatih skill secara praktikal. Tentunya, pembelajaran ini sangat membantu kami dalam mengembangkan ide bisnis aplikasi TRAYA ini.”
~Tim Bhakti Indonesia~