404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Catalytic Projects 2020_3 - School of Applied STEM - Universitas Prasetiya Mulya
Analisis Implementasi Prinsip Tri Hita Karana dalam Pengelolaan Limbah Makanan (Food Waste Management) pada Upacara Yadnya di Bali, Studi kasus: Pengelolaan Limbah Makanan Upacara Manusa Yadnya di Wilayah Kabupaten Bangli
Deskripsi

Penelitian ini mengambil latar belakang masalah pengelolaan limbah pun terjadi banyak variasi pengolahan limbah makanan yang dihasilkan masing-masing daerah yang dalam hal ini berfokus pada pengelolaan limbah makanan pada upacara adat di Bali. Di Bali sendiri masyarakat memiliki pedoman dalam menjalin hubungan yang disebut dengan Tri Hita Karana. Konsep ini berasal dari Bahasa Sansekerta yakni Tri yang berarti tiga, Hita berarti hubungan atau interaksi yang harmonis, dan Karana berarti penyebab, jadi Tri Hita Karana berarti tiga hubungan yang dapat menyebabkan kebahagiaan.  Prinsip ini terdiri dari tiga bagian yakni (1) Parahyangan yakni hubungan antara manusia dengan Tuhan, (2) Pawongan yakni hubungan antara manusia dengan manusia, dan (3) Palemahan yakni hubungan antara manusia dengan lingkungan. Pelaksanaan upacara yadnya merupakan wujud Parahyangan yang dilakukan oleh umat Hindu untuk tetap menjadi hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Sedangkan dalam menjalin hubungan dengan manusia masyarakat di Bali berpedoman pada nilai Pawongan yang mana terlihat bahwa masyarakat dapat menjalin hubungan yang harmonis baik dengan masyarakata lokal, atau pun pendatang yang ingin menetap sementara atau untuk waktu yang lama di Bali. Selain itu hubungan manusia dengan manusia juga tercermin dari pelaksanaan yadnya yang dilakuan secara gotong royong oleh masyarakat. Akan tetapi masyarakat dinilai belum maksimal dan memahami dengan benar nilai Palemahan, sehingga tak jarang nilai ini terkadang terlupakan.

Hubungan antara manusia dengan alam ini cenderung masih satu arah atau dengan kata lain hanya manusia yang mendapatkan manfaat yang besar dari alam. Ketidakharmonisan ini dapat dilihat dari berbagai upacara yadnya di Bali yang masih menghasilkan limbah dengan volume yang cukup besar. Begitu pula dengan limbah makanan, mengingat sebagian besar persembahan terbuat dari bahan makanan seperti kue, buah, daging, dan bahkan sayuran. Bukan hanya sesajen, selama persiapan upacara masyarakat juga menghidangkan makanan kepada sanak saudara yang telah membantu persiapan upacara. Dalam menghidangkan makanan, pihak tuan rumah biasanya akan membuat perkiraan yang berlebihan sehingga makanan yang telah disiapkan biasanya akan terbuang. Terlebih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah menyebabkan pengelolaan sampah semakin sulit untuk dilakukan. Hal ini menyebabkan sampah makanan terbuang tanpa bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos atau hal lain.Penelitian mengenai hal ini masih belum banyak dilakukan sehingga sosialisasi mengenai dampak dari perilaku yang konsumtif ini akan terus berlangsung dan mengancam kehidupan generasi selanjutnya di Bali. Hal inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai integrasi prinsip Tri Hita Karana dalam pengelolaan limbah makanan pada upacara adat di Bali.

Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu kabupaten di Bali yang memiliki adat yang masih sangat kental yakni Kabupaten Bangli. Penelitian ini lebih berfokus pada upacara pernikahan yang masih tergolong pada upacara manusa yadnya. Penelitian dilaksanakan di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bangli yakni Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan Tembuku, dan Kecamatan Kintamani. Pada masing-masing kecamatan yang notabene memiliki adat yang berbeda peneliti akan melaksanakan observasi selama tiga hari yaitu; satu hari sebelum puncak acara, puncak acara, dan satu hari setelah puncak acara. Selain melakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang mengerti mengenai adat upacara pernikahan seperti pemangku adat dan kepala desa lokasi penelitian. Hal ini menjadi focus dalam penelitian ini adalah mengetahui volume limbah makanan yang dihasilkan, mengetahui sumber limbah utama, mengukur pengetahuan masyarakat mengenai pemilahan dan pengelolaan limbah, mengetahui itegrasi dari ketiga elemen dalam Tri Hita Karana pada upacara pernikahan di Bali khususnya di Bangli.

Dengan adalanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan dengan mengetahui seberapa besar makanan yang terbuang dalam setiap upacara adat di Bali. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu menumbuhkan sikap peduli dari kalangan peneliti terutama terhadap isu lingkungan hidup sehingga kedepannya masyarakat memiliki referensi mengenai cara yang baik dalam melestarikan lingkungan.

 Ni Nengah Ari Widiastuti 

(S1 Food Business Technology, School of Applied STEM)

 

 

Ni Putu Diah Anggreni

(S1 Finance and Banking, School of Business and Economics)

Ni Putu Sukma Aryanti

(S1 Business Mathematics, School of Applied STEM)

I Made Yogi Windu Saputra

(S1 Business, School of Business and Economics)