404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Faraday: Solar Energy Reaserch Group - Kampus STEM Prasetiya Mulya

Faraday: Platform Research Kampus STEM Prasetiya Mulya yang Kembangkan Teknologi Listrik Ramah Lingkungan

School of Applied STEM - Universitas Prasetiya Mulya > Blog > News & Article > Faraday: Platform Research Kampus STEM Prasetiya Mulya yang Kembangkan Teknologi Listrik Ramah Lingkungan
Kampus STEM Prasetiya Mulya

Penelitian merupakan kegiatan esensial yang harus terus dilakukan dalam pengembangan dunia teknologi. Karenanya, STEM Prasetiya Mulya senantiasa mendukung civitas akademika untuk terlibat aktif kegiatan penelitian.

Dukungan STEM Prasetiya Mulya terlihat dalam pengembangan Faraday. Faraday sendiri merupakan platform research group yang diprakarsai oleh pihak internal Kampus STEM Prasetiya Mulya. Ide mengenai Faraday muncul setelah pengembangan DSPS dari Tobias Haposan dan David Setianto yang merupakan mahasiswa S1 Renewable Energy.

Selanjutnya pengembangan platform research mempertemukan tidak hanya Tobias dan David saja. Kedua mahasiswa kampus teknik STEM Prasetiya Mulya ini ditemani oleh Bernike Sudiono (S1 Business 2018), Muhammad Alaf (S1 Computer Systems Engineering 2019) dan Hizkia Felix (Mahasiswa Singapore Institute of Management).

Projek pertama yang ada di Faraday adalah mengembangkan DSPS. Melalui mode DSPS, kampus teknik Jakarta STEM Prasetiya Mulya ingin hadir memberi solusi untuk supply listrik yang lebih aman dan ramah lingkungan.

“Indonesia cenderung membangun pembangkit listrik besar yang tersentralisasi,” Tobias menjelaskan. “Artinya, power supply masyarakat bergantung pada satu sumber. Dengan model DSPS, pembangkit listrik dapat dibangun kecil, banyak, dan dekat ke pemukiman, sehingga power supply menjadi lebih secure.” 

Nilai kestabilan model DSPS berasal dari kuantitas pembangunan pembangkit listriknya. Berjumlah banyak, apabila ada satu yang drop, maka listrik masih dapat dipanen dari yang lain sehingga menghindari blackout. 

Dibina oleh Prof. Yudi Samyudia, Ph. D. (Dekan School of Applied STEM Universitas Prasetiya Mulya), penelitian ini didanai sepenuhnya oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Prasetiya Mulya. Selain itu, tim Faraday dari STEM Prasetiya Mulya juga diizinkan menggunakan panel surya yang terdapat di Kampus BSD sebagai bahan penelitian dan eksperimentasi. Seluruh progress riset sengaja didokumentasikan di website resmi Faraday sebagai wujud transparansi.

Menghindari Kacamata Kuda

Kolaborasi antar jurusan dan disiplin ilmu menjadi semangat yang terus dijunjung tinggi oleh anggota Faraday. Berasal dari berbagai latar belakang mulai dari pengembangan teknologi, automation, hingga economic feasibility, tim riset ini berkesempatan untuk bertukar ilmu dan sudut pandang guna mencapai hasil penelitian yang maksimal.

“Semakin ke depan, dunia jadi semakin spesifik,” ungkap Tobias. “Jurusan perkuliahan pun juga kian spesifik. Tapi hal tersebut juga bisa bikin penglihatan kacamata kuda, kan? Jadi kolaborasi seperti ini memang berguna untuk membuka wawasan lagi. Apalagi di Prasmul, di mana mahasiswa jurusan STEM bukan cuma diarahkan jadi tenaga ahli, tapi juga entrepreneur.

Membuka Pintu Kolaborasi

Setelah penelitian lima fase ini usai, tim Faraday berharap dapat melanjutkan riset bersama industri agar dapat menghasilkan prototipe dan eksperimentasi yang lebih akurat. Jika sistem DSPS diwujudkan, maka power supply masyarakat tidak hanya akan semakin stabil, tapi juga berasal dari sumber energi yang ramah lingkungan. 

Sedangkan untuk Faraday, platform ini memberikan akses mudah bagi Prasmulyan yang juga ingin membentuk research group. Meski saat ini DSPS masih merupakan satu-satunya topik riset di Faraday, pintu kolaborasi terbuka lebar untuk mahasiswa, baik yang mau bergabung dalam ongoing research, maupun meneliti topik baru. 

Leave a Reply